Superman Is Dead


Bermarkas di Kuta Rock City. Beranggotakan 3 pemuda asal Bali berusia 20-an, baik hati, bijak bestari, tepo seliro, dan jarang sembahyang, yaitu: Bobby Cool (beer drinker, lead vocal, guitar, well-known as “The Bastard Child of Fat Mike” since his voice sounds pretty similar with that NOFX frontman), Eka Rock (beer drinker, bass, backing vocal, warm smilin’ Rock ‘N Roll bandman), Jerinx (hairwax junkie, drum, beer drinkin’ Rock’N Roll prince charming).Nama tendensius Superman Is Dead (SID) dicomot dari Stone Temple Pilot’s “Superman Silvergun”. Namun karena dianggap miskin konotasi, zonder rasa bersalah secara sewenang-wenang nama tersebut lalu diganti menjadi “Superman Is Dead” - yang seenak udelnya dimaknai sebagai: tak ada manusia yang sempurna.
Pada mula kemunculan, akhir 95, SID pekat teracuni warna Green Day & NOFX. Seiring beringsutnya waktu, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk ‘N Roll a la Supersuckers, Living End & Social Distortion.

Istilah pribadi SID menamakan genre yang dianut sebagai: 3-Chordsabilly Beer Punk Rock.. Sementara itu secara perspektif sosio-musikal bisa dibilang SID hampir tak menyuarakan pesan apa-apa kepada publik kecuali: jadilah diri sendiri. Pula SID gak bakal mencoba menyuarakan slogan anti narkoba, anti ini anti itu. Sebab hidup adalah pilihan. Biarkan orang melakukan apa yang mereka suka. Dan SID semampunya menghindari stigma mendikte atau menggurui publik. SID menganggap Generasi Y telah cukup pintar utk memilah-milah yang mana baik yang mana buruk. Jangan ketika banyak band menyuarakan politik lalu kita ikut-ikutan melakukannya semata untuk membuktikan bahwa band kita intelektual plus banjir peduli pada kelangsungan negara ini. We have nothing to prove. You are who you are. And be proud of it.
Imej yang frontal hendak ditonjolkan oleh SID ke publik, self-described as: “Blitzkrieg 3-chordsabilly Beer Punk Rock”.SID sendiri telah menerbitkan 3 indie album (Case 15 - thn 95; Superman Is Dead - thn 99; Bad, Bad, Bad - Maret 2002, berformat mini album - berisikan 6 lagu). Menuju pelebaran skala wilayah pencapaian publik, fajar 2003 SID - bekerjasama dengan Spills Record - merilis ulang “Bad, Bad, Bad” dalam bentuk single (4 lagu). Maret 2003, SID menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Yang oh mengejutkan, Sony Music berbesar hati mempersilakan SID riang gembira terus bernyanyi dalam lirik mayoritas berbahasa Inggris. Tepatnya 70% Inggris, 30% Indonesia. Wow. Sony Music nekat (namun terukur)? Atau beranggapan sudah saatnya menancapkan jejak monumental? Atau semata capek/males/bosen/ngantuk dibombardir ewuh pakewuh etos adiluhung Punk Rock oleh kontingen big badass Balinese beer band bernama SID? Whoa… (Hey, whatever it is, the history of Indonesian Punk Rock has just begun. And miracles are real, mind you).
Kilas balik, pra-tragedi bom SID agresif diundang berkiprah di kafe-kafe internasional di seantero Kuta yang mana SID dipersilakan memuntahkan gubahan sendiri (baca: bukan sebagai cover band). Esensial dicatat, untuk skala lokal hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di Bali..
Popularitas SID perlahan kian menjulang ketika satu demi satu tembang SID - yang dominan berlirik Inggris - ultra frekuentif diputar di radio-radio lokal berpengaruh di Bali (melebar) ke Jawa , percaya atau tidak, lagu-lagu SID malah telah gencar juga diperdengarkan di radio-radio di Australia, Swedia dan jazirah Skandinavia lainnya.
Langkah fenomenal SID bisa disebut dimulai pada Agustus 2002 saat menjadi band pembuka Hoobastank di Hard Rock Hotel, Kuta, Bali. Kemudian tengah September ‘02 SID duhai mencengangkan sukses mengobrak-abrik Senayan di acara Puma Street Games. Berlanjut Desember 02 SID digjaya meluluhlantakkan PL Fair. Berikutnya diwawancara oleh MTV Sky, M97 FM, Prambors, dsb, serta masif diekspos oleh hampir seluruh majalah remaja populer nasional. Di Hai edisi tahunan 2002-2003 - bersama Rocket Rockers - SID dimunculkan sebagai The Next Big Thing. Pun oleh MTV Trax SID dinobatkan sebagai band potensial 2003.
Epos Punk Rock paling mutakhir, SID telah merampungkan proses rekaman bersama Sony Music dengan judul album “Kuta Rock City” dan hingga minggu ke-3, telah terjual puluhan ribu kopi. SID sendiri menganggap album “Kuta Rock City”–sejauh ini–adalah pencapaian artistik tertinggi di jazirah berkesenian SID. Sekarang SID udah sedikit hidup lebih enak karna SID cuma mikirin tentang:
1. Giat berkesenian.
2. Giat berkesenian.
3. Giat berkesenian. Sampe mati.
Urusan distribusi dll udah diurusin Sony. Dengan 24/7 fokus berkesenian , niscaya diharapkan hasil yang muncul lebih opitmal.
Peranan masing – masing anggota adalah
Bobby bikin musik
Jerinx bikin lirik
Eka kadang – kadang ikut bikin lirik
Bir bintang menyatukan harmoni ketiganya

Video

SMS Blog

Fotoku

The Best Rock © 2008. Blog design by Randomness